BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Supervisi
merupakan usaha memberikan layanan dan bantuan kepada guru-guru baik secara
individual maupun berkelompok demi memperbaiki pengajaran. Senada dengan pengertian
diatas, menurut Soewadji Supervisi merupakan rangsangan, bantuan yang diberikan
guru agar kemampuan profesional semakin berkembang sehingga kegiatan
pembelajaran berlangsung efektif dan efisien. Dari pengertian tersebut,
terdapat kata kunci yaitu bantuan. Inilah yang membedakan supervisi dengan pengawasan.
pengawasan merupakan tindakan membandingkan yang seharusnya dengan yang terjadi
sedangkan supervisi lebih menekankan pada bantuan. Bantuan yang dimaksud dapat
berupa bimbingan, pelatihan untuk meningkatkan kinerja guru dan sekolah.
Supervisi dapat dilakukan oleh pengawas dari dinas terkait dan Kepala Sekolah.
Siklus
supervisi menurut Lipham dimulai dari kegiatan perencanaan, penetapan tujuan,
observasi awal, mengadakan diskusi, observasi kelas dan evaluasi. Hasil
observasi dijadikan bahan untuk evaluasi, potensi dan kelemahan didiskusikan
secara bersama serta pemecahannya. Membuat dan mengembangkan program untuk
memperbaiki kelemahan yang ada. Program yang telah dibuat dilaksanakan oleh
guru dibawah bimbingan pembina (supervisor). Efektifitas pelaksaan program yang
dilakukan pun dievaluasi. dengan demikian profesionalitas guru akan meningkat.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
pengertian supervisi pendidikan?
2. Sikap
apa saja yang dimiliki oleh supervisor dalam membina guru di sekolah?
C.
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui pengertian dari supervisi pendidikan.
2. Untuk
mengetahui sikap apa saja yang dimiliki oleh supervisor dalam membina guru di
sekolah
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Supervisi
Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision.
Super berarti diatas dan vision berarti melihat, pemeriksaan dan pengawasan,
dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan terhadap hal-hal yang ada
dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih
manusiawi.
Menurut Nana Sudjana (2012), supervisi atau pengawasan pendidikan adalah
bantuan profesional kesejawatan yang dilakukan melalui dialog kajian masalah
pendidikan untuk menemukan solusi dalam meningkatkan kemampuan profesional
kepala sekolah, guru dan staf sekolah lainnya guna mempertinggi kinerja sekolah
menuju tercapainya mutu pendidikan.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa supervisi adalah bantuan dalam mengembangkan situasi belajar
mengajar secara lebih baik yang meliputi semua fungsi dan masalah. Sasaran
supervisi langsung kepada guru dan tenaga kependidikan.
2.
Sikap-sikap Supervisor dalam Membina Para Guru di
Sekolah
Dilihat dari sudut tingkah laku yang nampak dalam
proses kerjanya, supervisor bisa menunjukkan corak-corak tertentu, yakni:
a.
Supervisi yang bersifat korektif
Dalam proses supervisinya supervisor selalu mencari
kesalahan-kesalahan atau kekurangan yang dilakukan oleh mereka yang
disupervisi. Ia melakukan pengamatan-pengamatan dengan seksama untuk menilai
apakah pekerjaan yang dilakukan sudah sesuai dengan apa yang telah
diinstruksikan. Perhatiannya terpusat pada hal-hal yang mengalami penyimpangan
dari prinsip dan teknik yang telah ditetapkan oleh atasan.
Memang mencari kesalahan atau segi negatif seseorang
lebih mudah daripada mencari kebaikan-kebaikan atau segi positifnya. Perlu
disadari bahwa mencari dan menemukan kesalahan yang disupervisi tidak menolong
orang tersebut dari masalahnya. Supervisi yang menekankan pada usaha untuk
mencari kesalahan bukanlah alat yang efektif untuk memperbaiki proses belajar
mengajar.
Guru-guru yang selalu ditunjukan kesalahanya selain
tidak menjadi baik bahkan dapat menjadi frustasi dan bersikap negatif terhadap
program-program supervisi. Setiap orang, termasuk guru-guru, tidak pernah luput
dari berbuat salah sehingga harus dapat diketemukan usaha-usaha perbaikan dari
kesalahan-kesalahan tersebut. Tugas seorang supervisor atau kepala sekolah
ialah berusaha untuk mencari hal-hal yang positif dari pekerjaaan guru. Dari
hal-hal yang positif ini kepala sekolah dapat membangkitkan motivasi guru untuk
berkembang.
b.
Supervisi yang bersifat preventif
Proses pengawasan atau supervisi pendidikan
dijalankan untuk mencegah timbulnya penyimpangan-penyimpangan dari
rencana-rencana semula. Sebelum suatu kegiatan dimulai supervisor dapat
memberikan saran atau nasehat terlebih dahulu agar kinerja guru dapat berjalan
secara maksimal dengan hasil yang maksimal pula.
Supervisi ini sangat menekankan pada usaha untuk
melindungi guru-guru dari berbuat salah. Guru-guru selalu diingatkan untuk
tidak berbuat kesalahan dengan memberikan kepada mereka batasan-batasan,
larangan-larangan atau sejumlah pedoman bertindak. Dalam hal ini peranan kepala
sekolah ialah menolong guru-guru menyusun perencanaan kerja yang terperinci
sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan dapat diketahui sebelumnya.
c.
Supervisi yang bersifat konstruktif
Supervisi diarahkan pada usaha-usaha yang bersifat
membimbing agar guru-guru maupun petugas sekolah lainnya dapat memperbaiki
segala aspek pengajaran yang dipandang memengaruhi kelancaran pembelajaran.
Pelaksanaan supervisi ditujukan pada kegiatan mendidik dan membimbing
orang-orang supaya dapat bertumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang
mereka miliki.
Supervisi yang bersifat konstruktif ialah supervisi
yang berorientasi kemasa depan. Peranan supervisi adalah membina dan membangun.
Kesalahan-kesalahan masa lampau dapat digunakan sebagai pengalaman dan penemuan
untuk masa depan. Jadi tugas supervisi adalah menolong guru-guru untuk selalu
melihat kedepan, melihat hal-hal yang baru dan secara antusias mengusahakan
perkembangan.
d.
Supervisi yang bersifat kreatif
Supervisi ini menerapkan pendekatan supervisi yang human resource. Supervisor selalu
melibatkan guru-guru dalam pengambilan keputusan, penyususnan rencana dan
pengembangan pengajaran. Guru-guru dan petugas sekolah lainnya dianggap
memiliki potensi-potensi yang perlu dikembangkan dan dimanfaatkan bagi
perbaikan situasi belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan
oleh supervisor adalah:
·
Memperlengkapi
kepemimpinan orang-orang yang disupervisi
·
Memberikan
dorongan pada usaha-usaha yang kreatif
·
Menumbuhkan rasa
percaya diri pada orang-orang
·
Memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya pada mereka yang disupervisi untuk bertumbuh dan
berkembang
Secara singkat dapat dikemukakan supervisi yang
bersifat kreatif memberi kebebasan dalam keterikatan untuk mengembangkan daya
kreasi dan daya karya sehingga tugas kepala sekolah hanya memberikan rangsangan
untuk menimbulkan daya kreatif guru-guru. Untuk itu kerjasama yang erat dan
harmonis perlu dijaga dalam melaksanakan tugas.
e.
Supervisi yang bersifat kooperatif
Dalam proses supervisinya, seorang supervisor lebih
mementingkan kegiatan-kegiatan yang kooperatif. Penyusunan rencana,
pengorganisasian kegiatan, penggerakan dan pengawasan selalu diselesaikan
dengan bekerja sama. Partisipasi seluruh staf sekolah dalam menangani persoalan
sangat diperlukan.
Supervisor melaksanakan tugasnya dengan cara:
·
Mengadakan perencanaan bersama
· Mengambil
keputusan bersama atas dasar musyawarah dan mufakat
· Mengorganisir
bersama kegiatan-kegiatan
· Mengadakan
pengawasan bersama terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan
· Mengadakan
evaluasi dan merevisi program bersama-sama dengan orang-orang yang disupervisi
Dalam
konteks yang lebih luas, supervisor tidak hanya bekerja sama dengan para guru
atau karyawan sekolah melainkan dapat menjalin hubungan yang lebih luas
misalnya anggota masyarakat atau orang tua, pejabat setempat, para peneliti,
dan lain-lain.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Supervisi
adalah bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh
kondisi yang lebih baik. Meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar
siswa, namun yang diutamakan dalam supervisi adalah bantuan kepada guru.
Ditinjau
dari pelaksanaannya proses supervisi dibagi menjadi lima, yaitu :
1) Supervisi
Korektif.
2) Supervisi
Preventif.
3) Supervisi
Konstruktif.
4) Supervisi
Kreatif, dan
5) Supervisi
Kooperatif
B.
Saran
Kami
tahu bahwa makalah yang kami buat ini belum terlalu sempurna,oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari semua
pihak,untuk menyempurnakan tugas makalah kami ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Nana
Sudjana. 1998. Dasar-Dasar Proses
Belajar-Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Ngalim Purwanto. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Burhanuddin, dkk. 2007. Supervisi Pendidikan dan Pengajaran. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar