Rabu, 23 Maret 2016

PROSES SUPERVISI DI SEKOLAH



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Supervisi merupakan usaha memberikan layanan dan bantuan kepada guru-guru baik secara individual maupun berkelompok demi memperbaiki pengajaran. Senada dengan pengertian diatas, menurut Soewadji Supervisi merupakan rangsangan, bantuan yang diberikan guru agar kemampuan profesional semakin berkembang sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung efektif dan efisien. Dari pengertian tersebut, terdapat kata kunci yaitu bantuan. Inilah yang membedakan supervisi dengan pengawasan. pengawasan merupakan tindakan membandingkan yang seharusnya dengan yang terjadi sedangkan supervisi lebih menekankan pada bantuan. Bantuan yang dimaksud dapat berupa bimbingan, pelatihan untuk meningkatkan kinerja guru dan sekolah. Supervisi dapat dilakukan oleh pengawas dari dinas terkait dan Kepala Sekolah.
Siklus supervisi menurut Lipham dimulai dari kegiatan perencanaan, penetapan tujuan, observasi awal, mengadakan diskusi, observasi kelas dan evaluasi. Hasil observasi dijadikan bahan untuk evaluasi, potensi dan kelemahan didiskusikan secara bersama serta pemecahannya. Membuat dan mengembangkan program untuk memperbaiki kelemahan yang ada. Program yang telah dibuat dilaksanakan oleh guru dibawah bimbingan pembina (supervisor). Efektifitas pelaksaan program yang dilakukan pun dievaluasi. dengan demikian profesionalitas guru akan meningkat.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.    Apa pengertian supervisi pendidikan?
2.    Sikap apa saja yang dimiliki oleh supervisor dalam membina guru di sekolah?



C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian dari supervisi pendidikan.
2.      Untuk mengetahui sikap apa saja yang dimiliki oleh supervisor dalam membina guru di sekolah




BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Supervisi
Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, pemeriksaan dan pengawasan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih manusiawi.
Menurut Nana Sudjana (2012), supervisi atau pengawasan pendidikan adalah bantuan profesional kesejawatan yang dilakukan melalui dialog kajian masalah pendidikan untuk menemukan solusi dalam meningkatkan kemampuan profesional kepala sekolah, guru dan staf sekolah lainnya guna mempertinggi kinerja sekolah menuju tercapainya mutu pendidikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa supervisi adalah bantuan dalam mengembangkan situasi belajar mengajar secara lebih baik yang meliputi semua fungsi dan masalah. Sasaran supervisi langsung kepada guru dan tenaga kependidikan.

2.      Sikap-sikap Supervisor dalam Membina Para Guru di Sekolah
Dilihat dari sudut tingkah laku yang nampak dalam proses kerjanya, supervisor bisa menunjukkan corak-corak tertentu, yakni:
a.        Supervisi yang bersifat korektif
Dalam proses supervisinya supervisor selalu mencari kesalahan-kesalahan atau kekurangan yang dilakukan oleh mereka yang disupervisi. Ia melakukan pengamatan-pengamatan dengan seksama untuk menilai apakah pekerjaan yang dilakukan sudah sesuai dengan apa yang telah diinstruksikan. Perhatiannya terpusat pada hal-hal yang mengalami penyimpangan dari prinsip dan teknik yang telah ditetapkan oleh atasan.
Memang mencari kesalahan atau segi negatif seseorang lebih mudah daripada mencari kebaikan-kebaikan atau segi positifnya. Perlu disadari bahwa mencari dan menemukan kesalahan yang disupervisi tidak menolong orang tersebut dari masalahnya. Supervisi yang menekankan pada usaha untuk mencari kesalahan bukanlah alat yang efektif untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
Guru-guru yang selalu ditunjukan kesalahanya selain tidak menjadi baik bahkan dapat menjadi frustasi dan bersikap negatif terhadap program-program supervisi. Setiap orang, termasuk guru-guru, tidak pernah luput dari berbuat salah sehingga harus dapat diketemukan usaha-usaha perbaikan dari kesalahan-kesalahan tersebut. Tugas seorang supervisor atau kepala sekolah ialah berusaha untuk mencari hal-hal yang positif dari pekerjaaan guru. Dari hal-hal yang positif ini kepala sekolah dapat membangkitkan motivasi guru untuk berkembang.

b.        Supervisi yang bersifat preventif
Proses pengawasan atau supervisi pendidikan dijalankan untuk mencegah timbulnya penyimpangan-penyimpangan dari rencana-rencana semula. Sebelum suatu kegiatan dimulai supervisor dapat memberikan saran atau nasehat terlebih dahulu agar kinerja guru dapat berjalan secara maksimal dengan hasil yang maksimal pula.
Supervisi ini sangat menekankan pada usaha untuk melindungi guru-guru dari berbuat salah. Guru-guru selalu diingatkan untuk tidak berbuat kesalahan dengan memberikan kepada mereka batasan-batasan, larangan-larangan atau sejumlah pedoman bertindak. Dalam hal ini peranan kepala sekolah ialah menolong guru-guru menyusun perencanaan kerja yang terperinci sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan dapat diketahui sebelumnya.

c.         Supervisi yang bersifat konstruktif
Supervisi diarahkan pada usaha-usaha yang bersifat membimbing agar guru-guru maupun petugas sekolah lainnya dapat memperbaiki segala aspek pengajaran yang dipandang memengaruhi kelancaran pembelajaran. Pelaksanaan supervisi ditujukan pada kegiatan mendidik dan membimbing orang-orang supaya dapat bertumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang mereka miliki.
Supervisi yang bersifat konstruktif ialah supervisi yang berorientasi kemasa depan. Peranan supervisi adalah membina dan membangun. Kesalahan-kesalahan masa lampau dapat digunakan sebagai pengalaman dan penemuan untuk masa depan. Jadi tugas supervisi adalah menolong guru-guru untuk selalu melihat kedepan, melihat hal-hal yang baru dan secara antusias mengusahakan perkembangan.

d.        Supervisi yang bersifat kreatif
Supervisi ini menerapkan pendekatan supervisi yang human resource. Supervisor selalu melibatkan guru-guru dalam pengambilan keputusan, penyususnan rencana dan pengembangan pengajaran. Guru-guru dan petugas sekolah lainnya dianggap memiliki potensi-potensi yang perlu dikembangkan dan dimanfaatkan bagi perbaikan situasi belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan oleh supervisor adalah:
·         Memperlengkapi kepemimpinan orang-orang yang disupervisi
·         Memberikan dorongan pada usaha-usaha yang kreatif
·         Menumbuhkan rasa percaya diri pada orang-orang
·         Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya pada mereka yang disupervisi untuk bertumbuh dan berkembang
Secara singkat dapat dikemukakan supervisi yang bersifat kreatif memberi kebebasan dalam keterikatan untuk mengembangkan daya kreasi dan daya karya sehingga tugas kepala sekolah hanya memberikan rangsangan untuk menimbulkan daya kreatif guru-guru. Untuk itu kerjasama yang erat dan harmonis perlu dijaga dalam melaksanakan tugas.

e.         Supervisi yang bersifat kooperatif
Dalam proses supervisinya, seorang supervisor lebih mementingkan kegiatan-kegiatan yang kooperatif. Penyusunan rencana, pengorganisasian kegiatan, penggerakan dan pengawasan selalu diselesaikan dengan bekerja sama. Partisipasi seluruh staf sekolah dalam menangani persoalan sangat diperlukan.

Supervisor melaksanakan tugasnya dengan cara:
·      Mengadakan perencanaan bersama
·      Mengambil keputusan bersama atas dasar musyawarah dan mufakat
·      Mengorganisir bersama kegiatan-kegiatan
·      Mengadakan pengawasan bersama terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan
·      Mengadakan evaluasi dan merevisi program bersama-sama dengan orang-orang yang disupervisi
Dalam konteks yang lebih luas, supervisor tidak hanya bekerja sama dengan para guru atau karyawan sekolah melainkan dapat menjalin hubungan yang lebih luas misalnya anggota masyarakat atau orang tua, pejabat setempat, para peneliti, dan lain-lain.


















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik. Meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa, namun yang diutamakan dalam supervisi adalah bantuan kepada guru.
Ditinjau dari pelaksanaannya proses supervisi dibagi menjadi lima, yaitu :
1)    Supervisi Korektif.
2)    Supervisi Preventif.
3)    Supervisi Konstruktif.
4)    Supervisi Kreatif, dan
5)    Supervisi Kooperatif

B.     Saran
Kami tahu bahwa makalah yang kami buat ini belum terlalu sempurna,oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari semua pihak,untuk menyempurnakan tugas makalah kami ini.











DAFTAR PUSTAKA

Nana Sudjana. 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar-Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Ngalim Purwanto. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Burhanuddin, dkk. 2007. Supervisi Pendidikan dan Pengajaran. Malang: Universitas Negeri Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar