KATA
PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini, dengan judul “MANAJEMEN LAYANAN
KESEHATAN SEKOLAH (USAHA KESEHATAN SEKOLAH)” dengan baik. Merupakan
suatu kebahagiaan bagi kami karena telah diberi kesempatan untuk memberikan
referensi kepada para pembaca. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1.
Bapak Dr. H. Kusmintardjo, M.Pd, , selaku dosen pengampu
mata kuliah Manajemen Layanan Khusus.
2.
Kedua
orang tua kami yang telah memberikan motivasi dan semangat yang sangat saya
butuhkan demi
terselesaikannya makalah ini.
3.
Teman-teman
yang telah membantu kami memberikan informasi untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat diterima dan memberikan
manfaat kepada pembaca. Kami sadar dengan keterbatasan ilmu dan
kemampuan yang kami miliki tentunya dalam penyusunan makalah ini masih belum
sempurna.Untuk itu, kami mohon maaf dan mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca sekalian yang bersifat membangun, sehingga pada kesempatan berikutnya kami
dapat menyusun makalah yang lebih baik.
Malang, 31 Agustus
2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR…………………………….............................……. 1
DAFTAR ISI……………………………………………………………… 2
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................. 3
A. Latar
Belakang…………………………….......…………………… 3
B. Rumusan
Masalah……………………………....………………….. 3
C. Tujuan
Penulisan…………………...………....…………………… 4
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………….…....………. 5
A. Kesehatan
Sebagai Tujuan Pendidikan.............................................. 5
B.
Masalah-masalah Kesehatan yang Dihadapi
Masyarakat.................. 6
C.
Perencanaan Program Kesehatan Sekolah......................................... 8
D. Pendidikan
Kesehatan di Sekolah (Health Education)......................10
E.
Layanan
Kesehatan di Sekolah..........................................................15
F.
Lingkungan
Kehidupan Sekolah yang Sehat.....................................19
G. Pelaksanaan UKS dan Peranannya.....................................................20
H. Evaluasi Program Kesehatan Sekolah................................................20
I.
Studi
Kasus tentang Kesehatan...........................................................21
BAB III PENUTUP…………………….............…………………………. 22
A. Kesimpulan……………………............…………………………… 22
B. Saran...................................................................................................22
DAFTAR RUJUKAN………………………………….........……………. 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat merupakan suatu keadaan dimana kondisi tubuh
dalam keadaan baik, baik sosialnya, jasmaninya, dan rohaninya. Di dalam konteks
hidup sehat perlu pelaksanaan yang berkelanjutan dalam pengembangan
berkesadaran hidup sehat.
Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau
determinan dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat
dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi
juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar, dan
faktor kesehatan lingkungan.
Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada
pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang
berkesadaran lingkungan, sementara pihak pengguna infrastruktur dalam hal ini
masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan kesadaran lingkungan yang
lebih baik (tahu sesuatu atau tahu bersikap yang semestinya) Masa datang
kita dihadapkan dengan penggunaan IPTEK yang lebih maju dan lebih kompleks yang
memerlukan profesionalisme yang lebih baik dengan jenjang pendidikan yang
memadai. Di samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan
adanya teknologi kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada
metodologi mengukur dampak kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkan oleh
adanya pembangunan, Indikator ini harus mudah, murah untuk diukur juga sensitif
menunjukkan adanya perubahan kualitas lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana kesehatan berfungsi dalam
bidang pendidikan?
2.
Apa sajakah masalah-masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat?
3.
Bagaimana perencanaan program
kesehatan disekolah?
4.
Bagaimana pendidikan kesehatan di
sekolah?
5.
Bagaimana layanan kesehatan di
sekolah?
6.
Bagaimana lingkungan sekolah yang
sehat?
7.
Bagaimana pelaksanaan UKS dan
peranannya?
8.
Bagaimana evaluasi program kesehatan
sekolah?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui bagaimana kesehatan
berfungsi dalam bidang pendidikan.
2.
Untuk mengetahui apa sajakah
masalah-masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat.
3.
Untuk mengetahui bagaimana
perencanaan program kesehatan disekolah.
4.
Untuk mengetahui bagaimana
pendidikan kesehatan di sekolah.
5.
Untuk mengetahui bagaimana layanan
kesehatan di sekolah.
6.
Untuk mengetahui bagaimana
lingkungan sekolah yang sehat.
7.
Untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan UKS dan peranannya.
8.
Untuk mengetahui bagaimana evaluasi
program kesehatan sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kesehatan
Sebagai Tujuan Pendidikan
World Health Organization (WHO)
mendefisikan kesehatan sebagai berikut: “Health
is a state of complete phisical, mental and social well being and not merely
the absence of disease or infirmity”. Apa yang diungkapkan oleh W.H.O di
atas, juga disebutkan dalam undang-undang No. 9 tahun 1960 tentang Pokok-pokok
kesehatan pada Bab. I pasal 2 sebagai berikut:
“Yang dimaksud dengan kesehatan dalam Undang-undang ini ialah
keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan sosial, dan bukan
hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan” (5:7). Dengan
demikian, apabila pengertian-pengertian tersebut diatas dikaji, maka jelaslah
bahwa manusia didunia ini mempunyai hak untuk hidup sehat.
Dalam Undang-undang Nomor II Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.Ketetapan MPR tentang GBHN juga menyebutkan bahwa
pendidikan dan kegiatan olahraga ditingkatkan dan disebarluaskan sebagai cara
pembinaan kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap orang dalam rangka pembinaan
bangsa. Dengan demikian secara eksplisit dinyatakan dalam tujuan pendidikan
nasional bahwa kesehatan merupakan salah satu tujuan pendidikan yang sangat
penting.
Di Amerika Serikat, seperti yang
disebutkan oleh American Council of Education, dinyatakan bahwa tujuan
pendidikan yang berhubungan dengan kesehatan adalah memperbaiki dan menjaga
kesehatannya sendiridan ikut bertanggungjawab untuk menjaga kesehatan orang
lain.
Secara lebih terinci disebutkan,
bahwa di Ameriks untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut murid-murid harus
mempunyai:
1.
Pengetahuan dan pemahaman tentang:
a.
Fungsi badan yang normal dalam hubungan dengan
praktek kesehatan yang baik.
b.
Bahaya-bahaya kesehatan yang penting, pencegahan
dan pengendaliannya.
c.
Hubungan antara proses mental dan fisis dalam
kesehatan.
2.
Keterampilan dan kemampuan:
a.
Kemampuan untuk memilih dan ikut serta dalam
kegiatan-kegiatan rekreatif, dan latihan-latihan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan individual.
b.
Kemampuan untuk menghindarkan diri dari penyakit
dan infeksi yang tidak perlu.
c.
Kemampuan untuk menggunakan pelayanan-pelayanan
medis dan gigi secara intelejen.
d.
Kemampuan untuk berpartisipasi dalam usaha-usaha
pencegahan dan perbaikan kesehatan masyarakat.
3.
Sikap dan apresiasi:
a.
Keinginan untuk menvapai kesehatan yang optimum.
b.
Kepuasan pribadi dalam melaksanakan praktek
kesehatan yang baik.
c.
Penerimaan tanggungjawab atas kesehatan dirinya
sendiri dan bekerja untuk memperbaiki.
Dari uraian diatas, jelaslah bahwa kesehatan merupakan salah satu tujuan
yang hendak dicapai dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, kesehatan
(khususnya kesehatan anak didik) perlu mendapatkan perhatian yang memadai,
terutama dari segi pengelolaannya.
B.
Masalah-masalah
Kesehatan yang Dihadapi Masyarakat
Turner mengemukakan, bahwa
masalah-masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat sekarang (di Amerika
Serikat) adalah sebagai berikut:
1.
Penyakit Menular
Adalah merupakan tanggungjawab dinas
kesehatan dan sekolah untuk menjaga anak-anak dari penyakit menular. Juga
merupakan tugas sekolah untuk mengajar anak-anak agar dapat menjaga dirinya
sendiri dan kelak juga menjaga keluarganya dan masyarakat dari penyakit
menular.
2.
Pengendalian Lingkungan.
Kenyamanan dan kesehatan kita juga
dipengaruhi oleh keadaan rumah kita (ventilasi, penerangan, dan sebagainya).
Masalah pengendalian lingkungan di sekolah-sekolah kita, misalnya adalah
mengenai tempat duduk, konstruksi bangunan, tempat bermain dan sebagainya.
3.
Push-Bottom Living.
Dalam kehidupan yang modern ini,
mesin-mesin telah banyak menggantikan tenaga manusia, baik dirumah maupun di
tempat kerja. Keadaan yang demikian apabila dibiarkan berlarut-larut akan
membahayakan manusia karena menjadi terlalu sedikit bergerak. Bahkan bergerak
merupakan hal yang sangat penting bagi kesehatan badan. Untuk itu pendidikan
olah raga di sekolah adalah sangat penting.
4.
Ketegangan Emosi dan Kesehatan Jiwa.
Kehidupan yang komplek dari masyarakat
modern dapat menimbulkan berbagai ketegangan jiwa. Dalam kehidupan modern ini
makin banyak kesempatan dan kesempatan itu berarti juga persaingan. Kita hidup
didalam dunia yang sedang berubah dengan sangat cepat. Ilmu pengetahuan menjadi
dua kali lipat setiap sepuluh tahun dan kebiasaanpun mengalami perubahan yang
sangat cepat. Keadaan ekonomi seringkali tidak menentu. Terlalu banyak hal-hal
yang tidak diduga sebelumnya, dan bagi banyak orang waktu untuk istirahat
sangat sedikit. Ilmu kedokteran telah menunjukkan bahwa banyak penyakit
jasmaniah yang ditimbulkan oleh ketegangan-ketegangan emosi. Oleh karena itu
kita harus memperhatikan program sekolah untuk kesehatan mental.
5.
Stabilitas keluarga.
Keluarga adalah lembaga yang merupakan
dasar dari kebudayaan. Oleh karena itu integritas keluarga adalah sangat
penting bagi kebudayaan kita. Di kota-kota besar banyak orang yang hidupnya
lebih banyak diluar keluarganya. Hal yang demikian tentu kurang baik bagi
anak-anak, karena kesehatan mental dan fisis dari anak-anak terutama bergantung
pada keluarga. Oleh karena itu sekolah harus pula membantu kesejahteraan
keluarga.
6.
Kecelakaan.
Lalu lintas,
peralatan, dan cara-cara hidup yang modern menyebabkan banyak kecelakaan. Oleh
karena itu, kita harus merencanakan pendidikan untuk keselamatan.
7.
Pertambahan Penduduk.
Pertambahan penduduk telah menimbulkan
banyak masalah: perumahan, kesempatan kerja, pendidikan, ekonomi, dan
sebagainya. Kesemuanya itu juga dapat menimbulkan berbagai bentuk ketegangan
jiwa.
8.
Mendapatkan Pemeliharaan Medis.
Berkenaan dengan bertambahnya jumlah
penduduk disatu sisi, dan tersedianya layanan kesehatan yang terbatas,
seringkali menjadi permasalahan dalam bidang kesehatan.
9.
Makanan yang Bergizi.
Mendapatkan makanan yang bergizi merupakan
masalah kesehatan yang penting. Masalah gizi bukan hanya dihadapi oleh mereka
yang kekurangan makan. Bagi mereka yang kecukupan juga perlu memilih makanan
yang bergizi. Kegemukan juga merupakan masalah kesehatan.
C. Perencanaan Program Kesehatan Sekolah
Pada dasarnya
ada 3 (tiga) tanggungjawab sekolah dalam bidang kesehatan, yaitu: (1) memajukan
kesehatan murid-murid, (2) melindungi murid-murid dari penyakit, dan (3)
membantu untuk mendapatkan bantuan untuk perbaikan cacat tubuh. Pada awal tiap
tahun ajaran, program kesehatan sekolah haruslah direncanakan secara terperinci
ketiga unsur atau aspek, yaitu: (1) lingkungan kehidupan sekolah yang sehat
(health school living); (2) pendidikan kesehatan (3) pelayanan kesehatan sekolah
(health service in school).
1.
Pelayanan
kesehatan sekolah (health service in
school)
Fase
ini meliputi pemeriksaan dan prosedur yang perlu untuk menentukan keadaan
kesehatan anak. Bagi semua murid sesuai dengan kebutuhannya masing-masing,
pemiliham murid-murid yang memerlukan sekolah yang khusus karena kesehatannya,
pengawasan teknis terhadap kelas-kelas itu, pengawasan kesehatan guru-guru,
pertolonga pertama pada kecelakaan (P3K) dan pencegahan penyakit menular.
2. Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat (healthful school living)
a. Sanitasi
lingkungan untuk menjamin persediaan air yang bersih
b. Pengaturan
kegiatan sekolah yang sehat, meliputi:
-
lama waktu belajar,
jam pelajaran dan jam bermain
-
urutan kegiatan
belajar
-
pekerjaan rumah
-
jumlah murid dalam kelas
-
ekstrakurikuler
-
pemilihan alat-alat
pelajaran
3. Pendidikan Kesehatan (Health
Education)
Pendidikan
kesehatan dapat dilakukan, baik melalui pengajaran yang secara langsung
(misalnya: bidang studi olahraga), maupun yang diintegrasikan dengan bidang
studi yang lain. Menanamkan kebiasaan hidup sehat kepada anak didik agar dapat
bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri serta lingkungan, antara
lain:
-
Kebersihan perorangan
dan lingkungan
-
Pencegahan dan
pemberatasan penyakit
-
Pencegahan kecelakaan
-
Perawatan orang sakit
di rumah
Tujuan
program kesehatan sekolah dapat dinyatakan sebgai pencapaian kesehatan optimal
dari murid-murid melalui:
-
Pencegahan penyakit
menular
-
Pengembangan kehidupan
sekolah sehat
-
Interpretasi program
kesehatan sekolah
-
Memajukan kebiasaan
kesehatan
-
Pengembangan
pengetahuan tentang kesehatan
D. Pendidikan Kesehatan di Sekolah (Health Education)
1. Pengertian Pendidikan Kesehatan
Thomas
D. Wood (dalam Kusmintardjo, 1991:44) “Health
education is sum experiences which favorably influence habits, attitude, and
knowledge relation to individual community, and racial health” yang artinya
pendidikan kesehatan adalah semua pengalaman yang mempunyai pengaruh yang
menguntungkan terhadap kebiasan, sikap dan pengetahuan yang berhubungan dengan
kesehatanindividu masyarakat dan ras. Kesehatan ras disini bukan perbedaan ras
manusia, melainkan pergantian generasi yang satu dengan generasi berikutnya
yang lebih sehat. Sedangkan, menurut R.E. Grout (dalam Kusmintardjo, 1991:45)
pendidikan kesehatan berdasarkan tindakan masyarakat dan tujuan sosial, yaitu “translation of what is know about health
into diserable individual and community behavior patterns by name of name the
education process” yang artinya apa
yang telah diketahui tentang kesehatan ke dalam pola-pola tingkah laku individu
dan masyarakat yang baik, dengan proses pendidikan.
Dari kedua definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa tujuan pendidikan kesehatan adalah individu atau masyarakat
yang mempunyai pola-pola tingkah laku yang menguntungkan bagi kesehatan. Untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut, kita harus mengetahui bagaimana proses
pengalaman yang bersifat mendidik.
2. Tujuan Pendidikan Kesehatan di Sekolah
Tercapainya
perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara
perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran aktif dalam upaya mewujudkan
derajat kesehatan yag optimal. Kedua, terbentuknya perilaku sehat pada
individu, keluarga dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik
fisik, mental dan social sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian
(menurut Safira).
Tujuan
kesehatan pada umumnya adalahkebiasaan dan sikap yang berhubungan dengan
praktek kesehatan yang dapat dikelompokkan, yaitu (1) kebersihan, (2) makanan
yang sehat, (3) istirahat, (4) sikap badan, (5) bermain, (6) menjaga kesehatan
lingkungan, (7) kesehatan mental, (8) pencegahan kecelakaan, (9) pengendalian
penyakit menular, (10) pakaian sehat, (11) mendapatka pelayanan dari dokter,
dan (12) belajar mengetahui keterbatasan jasmaniah sendiri.
3. Prinsip-Prinsip Pendidikan Kesehatan
a.
kesehatan seseorang ditentukan oleh hereditas dan cara hidupnya
b.
pendidikan kesehatan adalah tanggung jawab bersama
agar pelaksanaan pendidikan
kesehatan berjalan baik maka diperlukam adanya lingkungan sekolah yang sehat
dan juga pelayanan kesehatan yang baik. Beberapa topik untuk pendidikan
kesehatan, seperti tercantum dalam buku tuntutan pelaksaan UKS, yaitu sebagai
berikut:
a. Kebersihan
lingkungan dan perseorangan
b. Pencegahan
dan pemberantasan penyakit menular, melalui pentingnya hidup sehat, pentingnya
imunisasi, pentingnya pemberantasan nyamuk, dan tindakan yang perlu diambil
bila dijumpai orang menderita penyakit menular.
c. Gizi,
membiasakan diri untuk memakan makanan yang bernilai gizi tinggi
d. Pencegahan
kecelakaan
e. Perawatan
orang sakit dirumah
4. Kesempatan yang dapat digunakan untuk Melakukan
Pendidikan Kesehatan
Saat melaksanakan pendidikan
kesehatan ini perlu diingit hanya adanya pendidikan lain, yang bertujuan untuk
mengembangkan letrampilan anak didik di dalam menghadapi masa depan, sehingga
dengan demikian semua pengetahuan yang didapat di luar sekolah sebagai kesatuan
pengetahuan dan kecakapan yang sangat berguna. Selanjutnya dalam Tuntutan
Pelaksanaan UKS, juga dijelaskan beberapa pengetahuan yang perlu ditanamkan
kepada anak didik, yaitu:
Kesehatan
mental/rokhani
Anak dan remaja
harus:
-
Belajar
mengkonsentrasikan pikiran pada apa yang di kerjakan
-
Secara
berangsur-angsur memperkembangkan kemampuan untuk menyataka pendapat sendiri
-
Belajar untuk dapat
menanggapi kesukaran dan kekecewaan secara tenang dan wajar
Penyakit
-
Mengetahui
penyakit-penyakit yang termasuk didalam undang-undang wabah serta kepentingan
imunisasi pada waktu yang ditentukan
-
Menhindari bahaya
penularam dari kawan yang menderita penyakit menular
-
Mematuhi nasehat yang
diberikan oleh petugas kesehatan
Gizi dan
Makanan
-
Membiasakan diri untuk
memakan makanan yang bervariasi dan mengandung nilai gizi
-
Menyimpan makanan
dengan sebaik-baiknya
-
Mencuci bersih
alat-alat masak, piring atau teko untuk makan dan minum
Kesehatan Gigi
-
Membersihkan gigi
secara teratur dengan cara yang benar
-
Memeriksakan gigi
secara teratur (6 bulan sekali)
-
Meminum atau memakan
yang mengandung flour
-
Menjauhkan diri dari
kebiasaan menggigit jari
Kesehatan Mata
-
Membaca hanya ditempat
yang terang
-
Membaca dengan jarak
yang baik (+ 30 cm)
-
Memakai kaca mata
sesuai dengan nasehat dokter
-
Memakan makanan yang
banyak mengandung vitamin A
Kesehatan
Telinga
-
Jangan memasukkan
sesuatu benda ke dalam telinga
-
Jangan meninju tangan
orang lain
-
Segera berobat bila
ada gangguan telingan
Pernapasan
-
Selalu membawa sapu
tangan bersih setiap hari
-
Bernapas melalui
hidung dan mulut hendaknya tertutup
-
Menghembuskan
pernapasan melalui hidung tanpa menutup lobang hidung
-
Menutup mulut dengan
sapu tangan bila bersin atau batuk
Kebersihan Kaki
-
Mencuci kaki secara
bersih. Mencegah tumbuhnya kuku ke dalam daging dengan jalan memotong rata kuku
-
Melatih kaki dengan
jalan tanpa alas kaki di lantai yang bersih atau tanah (kecuali banyak
diketahui terdapat cacing tambang)
Kebersihan
Kulit
-
Mencuci tangan dengan
air, sabun, setiap kali sesudah buang air besar
-
Mandi bersih setiap
hari
-
Handuk untuk pemakaian
sendiri
Pakaian
-
Memakai pakaian yang
sesuai dengan musim dan suhu
-
Lepaskan baju basah
selekas mungkin
-
Hindarkan memakai
pakaia dan seaptu yang sempit
-
Baju sering dicuci dan
sebaiknya disetrika
-
Jaga kerapian baju
Dilihat
dari tujuan jangka panjang, makan “health education” memegang peranan
penting dalam keseluruhan program kesehatan disekolah. Untuk itu dalam
pelaksaannya diperlukan adanya kerja sama, baik antara dinas dilingkungan
kesehatan maupun pihak-pihak lain diluar lingkungan kesehatan, baik ditingkat
pusat maupun di tingkat daerah.
a. Kerja
sama dengan unsur-unsur pemerintah, meliputi:
1. Kerja
sama antar petugas kesehatan
2. Kerja
sama dengan departemen pendidikan dan kebudayaan
3. Kerja
sama dengan departemen dalam negeri
4. Kerja
sama dengan instansi (dinas sosial dan departemen agama)
b. Kerja
sama dengan masyarakat yang ada hubungannya dengan anak didik, misalnya BP3
meliputi bantuan pembiayaan dan pembinaan kebiasa hidup sehat
c. Kerja
sama dengan badan-badan atau organisasi bukan pemerintah, meliputi PMI,
Pramuka.
E.Layanan Kesehatan di Sekolah
1. Pengertian Layanan Kesehatan
Carter
V. Good dalam “Dictionary of Education” menyatakan bahwa layanan kesehatan
adalah layanan medis yang dilengkapi dengan pendidikan tertentu dengan dijamin
pegawai medis seperti: juru rawat, dokter yang memberi nasehat.
Layanan
kesehatan sekolah tidak lain adalah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang membantu
murid-murid nya yang mengalami persoalan yang berkaitan dengan kesehatan.
Namun, pelayanan kesehatan sekolah tidak mengambil alih tanggungjawab keluarga
dalam pemeliharaan kesehatan. Pelayanan kesehatan sekolah hanya memberikan
informasi mengenai kesehatan dan kekurangannya. Oleh karena itu guru dan kepala
sekolah harus mengetahui apakah pelayanan kesahatan itu.
2. Tujuan dan Fungsi Layanan Kesehatan Sekolah
Tujuan
layanan kesehatan sekolah yaitu:
a. Mengikuti pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik;
b. Mengetahui gangguan kesehatan sedini mungkin;
c. Pencegahan penyakit menular;
d. Pengobatan secepatnya;
e. Rehabilitasi.
Fungsi dari layanan kesehatan sekolah sendiri
adalah:
a. Mendefinisikan kesehatan siswa dan pegawai
sekolah;
b. Menasehati murid dan orang tua;
c. Memberikan semangat dan menyembuhkan penyakit;
d. Membantu pendidikan kesehatan anak-anak;
e. Membantu mencegah dan mengontrol penyakit;
f. Memberikan layanan darurat untuk luka/penyakit
yang datang tiba-tiba.
3. Jenis-jenis Layanan Sekolah
Menurut Shuster dan Wetzler dalam bukunya
“Leadership in Elementary School Administration and Supervision” menyebutkan
bahwa jenis layanan sekolah, yaitu:
a. Klinik Sekolah
Kilinik
sekolah dapat bekerjasama dengan layanan kesehatan umum, misalnya: puskesmas,
rumah sakit, dan lainnya.
b. Ujian Kesehatan
Sekolah
harus memiliki informasi yang berkaitan dengan kesehatan dengan pertumbuhan
fisik dan memahami masalah-masalah mental dan penyesuaian diri. Menurut
“American Medical Association” menyebutkan ada 4 ujian kesehatan, yaitu:
- Saat anak memasuki sekolah;
- Pada tingkat pertengahan;
- Saat usia adolensence;
- Saat anak meninggalkan sekolah.
c. Pemeriksaan Gigi.
d. Bimbingan Kesehatan
Hal yang
harus didiskusikan kepala sekolah dan guru dalam melakukan bimbingan kesehatan:
- Tidak memasukkan anak-anak yang sakit ke
sekolah;
-
Menyediakan
tempat bagi anak-anak yang tidak mengikuti pelajaran karena sakit;
-
Jika
tidak ada dokter/perawat di sekolah, anak yang sakit segera dikirim kepada
orang tuanya;
-
Jangan
memulangkan anak dari sekolahan dalam cuaca yang buruk atau membahayakan siswa.
e.
Pertolongan
pertama pada kecelakaan.
Dalam
buku tuntunan pelaksanaan UKS menyatakan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
dalam kegiatan layanan kesehatan, seperti:
a.
Pemeriksaan
kesehatan secara berkala baik pemeriksaan yang bersifat umum maupun pemeriksaan
khusus, misal: gigi dan mata.
b.
Mengikuti
pertumbuhan badan anak didik dengan melakukan secara berkala pengukuran berat
badan dan tinggi badan.
c.
Pemeriksaan
dan pengawasan kebersihan perorangan anak didik dilakukan setiap pagi oleh guru
kelas.
d.
Pemeliharaan
dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah.
e.
Pencegahan
dan pemberantasan penyakit menular.
f.
Usaha-usaha
di bidang gizi, misalnya: makanan tambahan di sekolah dan kebersihan kebun
sekolah.
g.
Usaha
kesehatan gigi di sekolah.
h.
Observasi
harian mengenai kesehatan badan anak-anak yang dapat dilakukan oleh guru dengan
maksud mengenal kelainan kesehatan sedini mungkin.
i.
Pengobatan
ringan dan P3K
j.
Mengirimkan
kasus yang perlu pengobatan lanjut kepada ahli.
4.
Pemeriksaan
Kesehatan Anak
Tujuan utama pemeriksaan kesehatan anak adalah
untuk mengetahui adakah hal-hal yang memerlukan perhatian. Apabila ada yang
memerlukan perhatian, maka anak tersebut dilarikan ke klinik untuk mendapatkan
pengobatan, atau ke rumah sakit.
a.
Cacat
Pengelihatan
Cacat pengelihatan merupakan salah satu sebab
dari kesulitan membaca yang seringkali mempengaruhi perkembangan belajar siswa.
Beberapa jenis cacat pengelihatan, seperti:
- Myopis
(Pengelihatan dekat)
Anak-anak
yang menderita myopis akan mudah dalam membaca tetapi mengalami
kesulitan dalam aktivitas dimana diperlukan pengelihatan yang jauh. Diatasi
dengan lensa cekung.
- Hyperopia (Pengelihatan
jauh)
Untuk
melihat jarak dekat menimbulkan ketegangan pada mata.
- Astigmatisme
(bayangan retina kabur)
Penderita
ini mungkin tulang belakangnya bengkong ke samping karena sering memiringkan
kepalanya.
- Strabismus (juling)
Penderita
ini mungkin akan mengalami kesulitan dalam kepribadiannya.
- Buta warna
Biasanya
terjadi pada 2% laki-laki dan jarang terjadi pada wanita.
·
Cara
mendeteksi kelainan pengelihatan
Gejala
kelainan pengelihatan dapat berupa:
1. Sering merasa pusing;
2. Kelopak mata bengkak atau berkerak;
3. Mata merah, berair, atau mengeluarkan kotoran;
b. Cacat Pendengaran
Gejala-gejala
yang menunjukkan adanya kelainan tersebut adalah:
1. Agak memutar kepalanya apabila diajak
berbicara;
2. Kalau berbicara suaranya datar atau tidak wajar
(seperti yang didengarnya);
3. Melihat kepala lawan bicara dengan saksama
(mencoba mengeri perkataan lawan bicara dengan melihat gerak bibir);
4. Selalu meminta agar pertanyaan guru diulang;
5. Pekerjaan tertulisnya lebih baik daripada
perkerjaan lisannya.
c. Kekurangan Gizi
Gejala
dari kekurangan gizi adalah:
1. Kulit anak kelihatan pucat, rambut kering dan
kusam, dibawah mata kehitam-hitaman, sangat kurus, otot-otot kecil, ekspresinya
menunjukkan kekecewaan, gigi rusak.
2. Anak merasa mudah lelah, agak gugup, mudah
tersinggung, perhatian tidak dapat memusat.
3. Tingkah lakunya gelisah, nafsu makan tidak
seperti biasanya, tidak suka banyak jenis makanan, terlalu suka gula-gula,
mudah masuk angin, infeksi kulit, pekerjaan di sekolah tidak baik.
F. Lingkungan Kehidupan Sekolah yang Sehat
Aspek fisik meliputi:
a. Bangunan sekolah dan lingkungannya, terdiri
atas:
1. Gedung bangunan sekolah, termasuk peralatan
sekolah, dan perlengkapan sanitasi;
2. Halaman sekolah tempat bermain;
3. Sebidang tanah untuk kebun sekolah.
b. Pemeliharaan kebersihan perorangan dan
lingkungan:
1.
Kebersihan
perorangan
2.
Kebersihan
lingkungan
3.
Membiasakan
diri membuang sampah ditempat yang telah disediakan
4.
Membiasakan
diri tidak meludah sembarang tempat
5.
Pemeliharaan
rumput, tanaman, pagar, pohon agar rapi dan bersih.
c. Keamanan umum di sekolah dan lingkungannya:
1.
Halaman
dijaga sehingga tidak ada ada benda tajam yang membahayakan
2.
Letak
lapangan olahraga tidak terlalu jauhdai gedung sekolah dan jangan terlalu dekat
dengan jalan besar
3.
Semua
jendela dan pintu diatur membuka kearah keluar
G.Pelaksanaan UKS dan Peranannya
Pelaksanaan
program UKS diuraikan dalam buku Tuntunan Pelaksanaan UKS, sebagai berikut:
1. Petugas Kesehatan
2. Petugas Pendidikan
3. Orang tua murid/wali murid
4. Pemerintah dan masyarakat setempat
5. Anak didik
H. Evaluasi
Program Kesehatan Sekolah
Evaluasi
dapat dilakukan dengan cara menyediakan lembar penilaian dan diisi oleh guru,
murid, dan orang tua. Berikut contoh lembar penilaian program kesehatan sekolah
No.
|
Hal
yang dinilai
|
Nilai
|
Saran-saran
|
A.
|
Health
Education
-
Kebersihan
perorangan dan lingkungan
-
Pencegahan
dan pemberantasan penyakit
|
|
|
B.
|
Health
Service
-
Pemeriksaan
kesehatan secara berkala
-
Usaha
perbaikan gizi
|
|
|
I. Studi
Kasus tentang Kesehatan
Kelompok kami mengkaji dari skripsi Sdri.
Lutfia Ningtyas yang mengangkat judul skripsi Manajemen Lingkungan Sekolah
Pemenang UKS dan Adiwiyata Nasional (Studi Kasus di SDN Tunjungsekar I Kota
Malang). Kebijakan manajemen lingkungan sekolah di SDN Tunjungsekar I Kota
Malang belum sempurna, tetapi dalam skripsi yang ditulis oleh Sdri. Lutfia
Ningtyas, menyebutkan bahwa sekolah tersebut telah memenangkan sekolah
adiwiyata nasional. Jika ditinjau dari kelengkapan manajemen linhkungan sekolah
kemenangan ini tidak dapat disahkan karena sekolah tersebut dalam kesempurnaan
manajemen lingkungan sekolah belum sempurna.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pentingnya
kesehatan di dunia pendidikan sangat mempengaruhi kondisi peserta didik, oleh
karena itu kesehatan diperlukan dalam dunia pendidikan. Dalam proses
pembangunan di masa yang akan datang diperlukan adanya teknologi untuk mengukur
dampak kesehatan peserta didik. Peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan
intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu/kelompok sesuai dengan
nilai-nilai kesehatan.
Konsep
pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu, kelompok, atau
masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari
tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu.
B.
Saran
Mengingat dalam menulis makalah ini
yang masih memiliki banyak kekurangan, dan penulis meminta maaf karenanya. Oleh
karena itu semoga bagi para penulis yang ingin mengulas kembali masalah ini dan
ingin meneliti kembali tentang Manajemen Layanan Kesehatan Sekolah (Usaha
Kesehatan Sekolah) agar
dapat mengadakan penelitian yang lebih lengkap lagi datanya serta membuat yang
lebih baik lagi.
DAFTAR RUJUKAN
Kusmintardjo.
1991. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah (Jilid I). Malang: Proyek OPF IKIP
Malang.
Sutisna, O.
1990. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis Untuk Praktik Profesional.
Bandung: Penerbit Angkasa.
Zeta.2012.Pendidikan Kesehatan Sekolah. (Online),
(http://zaidhezta.blogspot.com/2012/12/makalah-pendidikan-kesehatan-sekolah.html,
diakses pada 29 Agustus 2015).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar