Rabu, 30 Maret 2016

MANAJEMEN LAYANAN KESEHATAN SEKOLAH



KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, dengan judul “MANAJEMEN LAYANAN KESEHATAN SEKOLAH (USAHA KESEHATAN SEKOLAH)” dengan baik. Merupakan suatu kebahagiaan bagi kami karena telah diberi kesempatan untuk memberikan referensi kepada para pembaca. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1.     Bapak Dr. H. Kusmintardjo, M.Pd, , selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Layanan Khusus.
2.     Kedua orang tua kami yang telah memberikan motivasi dan semangat yang sangat saya butuhkan demi terselesaikannya makalah ini.
3.     Teman-teman yang telah membantu kami memberikan informasi untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat diterima dan memberikan manfaat kepada pembaca. Kami sadar dengan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang kami miliki tentunya dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna.Untuk itu, kami mohon maaf dan mengharapkan kritik serta saran dari pembaca sekalian yang bersifat membangun, sehingga pada kesempatan berikutnya kami dapat menyusun makalah yang lebih baik.


Malang, 31 Agustus 2015



               Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………….............................…….           1
DAFTAR ISI……………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................           3
A.    Latar Belakang…………………………….......…………………… 3
B.     Rumusan Masalah……………………………....………………….. 3
C.     Tujuan Penulisan…………………...………....……………………  4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………….…....……….            5
A.  Kesehatan Sebagai Tujuan Pendidikan.............................................. 5
B.   Masalah-masalah Kesehatan yang Dihadapi Masyarakat.................. 6
C.   Perencanaan Program Kesehatan Sekolah......................................... 8
D.  Pendidikan Kesehatan di Sekolah (Health Education)......................10
E.   Layanan Kesehatan di Sekolah..........................................................15
F.    Lingkungan Kehidupan Sekolah yang Sehat.....................................19
G.  Pelaksanaan UKS dan Peranannya.....................................................20
H.  Evaluasi Program Kesehatan Sekolah................................................20
I.     Studi Kasus tentang Kesehatan...........................................................21
BAB III PENUTUP…………………….............………………………….            22
A.    Kesimpulan……………………............…………………………… 22
B.     Saran...................................................................................................22
DAFTAR RUJUKAN………………………………….........…………….            23


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sehat merupakan suatu keadaan dimana kondisi tubuh dalam keadaan baik, baik sosialnya, jasmaninya, dan rohaninya. Di dalam konteks hidup sehat perlu pelaksanaan yang berkelanjutan dalam pengembangan berkesadaran hidup sehat.
Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar, dan faktor kesehatan lingkungan. 
Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang berkesadaran lingkungan, sementara pihak pengguna infrastruktur dalam hal ini masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan kesadaran lingkungan yang lebih baik (tahu sesuatu atau tahu bersikap yang semestinya)  Masa datang kita dihadapkan dengan penggunaan IPTEK yang lebih maju dan lebih kompleks yang memerlukan profesionalisme yang lebih baik dengan jenjang pendidikan yang memadai.  Di samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan adanya teknologi kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada metodologi mengukur dampak kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan, Indikator ini harus mudah, murah untuk diukur juga sensitif menunjukkan adanya perubahan kualitas lingkungan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kesehatan berfungsi dalam bidang pendidikan?
2.      Apa sajakah masalah-masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat?
3.      Bagaimana perencanaan program kesehatan disekolah?
4.      Bagaimana pendidikan kesehatan di sekolah?
5.      Bagaimana layanan kesehatan di sekolah?
6.      Bagaimana lingkungan sekolah yang sehat?
7.      Bagaimana pelaksanaan UKS dan peranannya?
8.      Bagaimana evaluasi program kesehatan sekolah?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui bagaimana kesehatan berfungsi dalam bidang pendidikan.
2.      Untuk mengetahui apa sajakah masalah-masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat.
3.      Untuk mengetahui bagaimana perencanaan program kesehatan disekolah.
4.      Untuk mengetahui bagaimana pendidikan kesehatan di sekolah.
5.      Untuk mengetahui bagaimana layanan kesehatan di sekolah.
6.      Untuk mengetahui bagaimana lingkungan sekolah yang sehat.
7.      Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan UKS dan peranannya.
8.      Untuk mengetahui bagaimana evaluasi program kesehatan sekolah.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kesehatan Sebagai Tujuan Pendidikan
World Health Organization (WHO) mendefisikan kesehatan sebagai berikut: “Health is a state of complete phisical, mental and social well being and not merely the absence of disease or infirmity”. Apa yang diungkapkan oleh W.H.O di atas, juga disebutkan dalam undang-undang No. 9 tahun 1960 tentang Pokok-pokok kesehatan pada Bab. I pasal 2 sebagai berikut:
“Yang dimaksud dengan kesehatan dalam Undang-undang ini ialah keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan sosial, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan” (5:7). Dengan demikian, apabila pengertian-pengertian tersebut diatas dikaji, maka jelaslah bahwa manusia didunia ini mempunyai hak untuk hidup sehat.
Dalam Undang-undang Nomor II Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.Ketetapan MPR tentang GBHN juga menyebutkan bahwa pendidikan dan kegiatan olahraga ditingkatkan dan disebarluaskan sebagai cara pembinaan kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap orang dalam rangka pembinaan bangsa. Dengan demikian secara eksplisit dinyatakan dalam tujuan pendidikan nasional bahwa kesehatan merupakan salah satu tujuan pendidikan yang sangat penting.
Di Amerika Serikat, seperti yang disebutkan oleh American Council of Education, dinyatakan bahwa tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kesehatan adalah memperbaiki dan menjaga kesehatannya sendiridan ikut bertanggungjawab untuk menjaga kesehatan orang lain.
Secara lebih terinci disebutkan, bahwa di Ameriks untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut murid-murid harus mempunyai:
1.    Pengetahuan dan pemahaman tentang:
a.    Fungsi badan yang normal dalam hubungan dengan praktek kesehatan yang baik.
b.    Bahaya-bahaya kesehatan yang penting, pencegahan dan pengendaliannya.
c.    Hubungan antara proses mental dan fisis dalam kesehatan.

2.    Keterampilan dan kemampuan:
a.    Kemampuan untuk memilih dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan rekreatif, dan latihan-latihan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan individual.
b.    Kemampuan untuk menghindarkan diri dari penyakit dan infeksi yang tidak perlu.
c.    Kemampuan untuk menggunakan pelayanan-pelayanan medis dan gigi secara intelejen.
d.   Kemampuan untuk berpartisipasi dalam usaha-usaha pencegahan dan perbaikan kesehatan masyarakat.

3.    Sikap dan apresiasi:
a.    Keinginan untuk menvapai kesehatan yang optimum.
b.    Kepuasan pribadi dalam melaksanakan praktek kesehatan yang baik.
c.    Penerimaan tanggungjawab atas kesehatan dirinya sendiri dan bekerja untuk memperbaiki.
Dari uraian diatas, jelaslah bahwa kesehatan merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, kesehatan (khususnya kesehatan anak didik) perlu mendapatkan perhatian yang memadai, terutama dari segi pengelolaannya.
B.     Masalah-masalah Kesehatan yang Dihadapi Masyarakat
Turner mengemukakan, bahwa masalah-masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat sekarang (di Amerika Serikat) adalah sebagai berikut:
1.    Penyakit Menular
Adalah merupakan tanggungjawab dinas kesehatan dan sekolah untuk menjaga anak-anak dari penyakit menular. Juga merupakan tugas sekolah untuk mengajar anak-anak agar dapat menjaga dirinya sendiri dan kelak juga menjaga keluarganya dan masyarakat dari penyakit menular.
2.    Pengendalian Lingkungan.
Kenyamanan dan kesehatan kita juga dipengaruhi oleh keadaan rumah kita (ventilasi, penerangan, dan sebagainya). Masalah pengendalian lingkungan di sekolah-sekolah kita, misalnya adalah mengenai tempat duduk, konstruksi bangunan, tempat bermain dan sebagainya.
3.    Push-Bottom Living.
Dalam kehidupan yang modern ini, mesin-mesin telah banyak menggantikan tenaga manusia, baik dirumah maupun di tempat kerja. Keadaan yang demikian apabila dibiarkan berlarut-larut akan membahayakan manusia karena menjadi terlalu sedikit bergerak. Bahkan bergerak merupakan hal yang sangat penting bagi kesehatan badan. Untuk itu pendidikan olah raga di sekolah adalah sangat penting.
4.    Ketegangan Emosi dan Kesehatan Jiwa.
Kehidupan yang komplek dari masyarakat modern dapat menimbulkan berbagai ketegangan jiwa. Dalam kehidupan modern ini makin banyak kesempatan dan kesempatan itu berarti juga persaingan. Kita hidup didalam dunia yang sedang berubah dengan sangat cepat. Ilmu pengetahuan menjadi dua kali lipat setiap sepuluh tahun dan kebiasaanpun mengalami perubahan yang sangat cepat. Keadaan ekonomi seringkali tidak menentu. Terlalu banyak hal-hal yang tidak diduga sebelumnya, dan bagi banyak orang waktu untuk istirahat sangat sedikit. Ilmu kedokteran telah menunjukkan bahwa banyak penyakit jasmaniah yang ditimbulkan oleh ketegangan-ketegangan emosi. Oleh karena itu kita harus memperhatikan program sekolah untuk kesehatan mental.
5.    Stabilitas keluarga.
Keluarga adalah lembaga yang merupakan dasar dari kebudayaan. Oleh karena itu integritas keluarga adalah sangat penting bagi kebudayaan kita. Di kota-kota besar banyak orang yang hidupnya lebih banyak diluar keluarganya. Hal yang demikian tentu kurang baik bagi anak-anak, karena kesehatan mental dan fisis dari anak-anak terutama bergantung pada keluarga. Oleh karena itu sekolah harus pula membantu kesejahteraan keluarga.



6.    Kecelakaan.
Lalu lintas, peralatan, dan cara-cara hidup yang modern menyebabkan banyak kecelakaan. Oleh karena itu, kita harus merencanakan pendidikan untuk keselamatan.
7.    Pertambahan Penduduk.
Pertambahan penduduk telah menimbulkan banyak masalah: perumahan, kesempatan kerja, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya. Kesemuanya itu juga dapat menimbulkan berbagai bentuk ketegangan jiwa.
8.    Mendapatkan Pemeliharaan Medis.
Berkenaan dengan bertambahnya jumlah penduduk disatu sisi, dan tersedianya layanan kesehatan yang terbatas, seringkali menjadi permasalahan dalam bidang kesehatan.
9.    Makanan yang Bergizi.
Mendapatkan makanan yang bergizi merupakan masalah kesehatan yang penting. Masalah gizi bukan hanya dihadapi oleh mereka yang kekurangan makan. Bagi mereka yang kecukupan juga perlu memilih makanan yang bergizi. Kegemukan juga merupakan masalah kesehatan.

C.  Perencanaan Program Kesehatan Sekolah
Pada dasarnya ada 3 (tiga) tanggungjawab sekolah dalam bidang kesehatan, yaitu: (1) memajukan kesehatan murid-murid, (2) melindungi murid-murid dari penyakit, dan (3) membantu untuk mendapatkan bantuan untuk perbaikan cacat tubuh. Pada awal tiap tahun ajaran, program kesehatan sekolah haruslah direncanakan secara terperinci ketiga unsur atau aspek, yaitu: (1) lingkungan kehidupan sekolah yang sehat (health school living); (2) pendidikan kesehatan (3) pelayanan kesehatan sekolah (health service in school).
1.    Pelayanan kesehatan sekolah (health service in school)
Fase ini meliputi pemeriksaan dan prosedur yang perlu untuk menentukan keadaan kesehatan anak. Bagi semua murid sesuai dengan kebutuhannya masing-masing, pemiliham murid-murid yang memerlukan sekolah yang khusus karena kesehatannya, pengawasan teknis terhadap kelas-kelas itu, pengawasan kesehatan guru-guru, pertolonga pertama pada kecelakaan (P3K) dan pencegahan penyakit menular.
2. Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat (healthful school living)
a.    Sanitasi lingkungan untuk menjamin persediaan air yang bersih
b.    Pengaturan kegiatan sekolah yang sehat, meliputi:
-          lama waktu belajar, jam pelajaran dan jam bermain
-          urutan kegiatan belajar
-          pekerjaan rumah
-          jumlah murid dalam kelas
-          ekstrakurikuler
-          pemilihan alat-alat pelajaran
3. Pendidikan Kesehatan (Health Education)
Pendidikan kesehatan dapat dilakukan, baik melalui pengajaran yang secara langsung (misalnya: bidang studi olahraga), maupun yang diintegrasikan dengan bidang studi yang lain. Menanamkan kebiasaan hidup sehat kepada anak didik agar dapat bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri serta lingkungan, antara lain:
-          Kebersihan perorangan dan lingkungan
-          Pencegahan dan pemberatasan penyakit
-          Pencegahan kecelakaan
-          Perawatan orang sakit di rumah
Tujuan program kesehatan sekolah dapat dinyatakan sebgai pencapaian kesehatan optimal dari murid-murid melalui:
-          Pencegahan penyakit menular
-          Pengembangan kehidupan sekolah sehat
-          Interpretasi program kesehatan sekolah
-          Memajukan kebiasaan kesehatan
-          Pengembangan pengetahuan tentang kesehatan
D. Pendidikan Kesehatan di Sekolah (Health Education)
1. Pengertian Pendidikan Kesehatan
            Thomas D. Wood (dalam Kusmintardjo, 1991:44) “Health education is sum experiences which favorably influence habits, attitude, and knowledge relation to individual community, and racial health” yang artinya pendidikan kesehatan adalah semua pengalaman yang mempunyai pengaruh yang menguntungkan terhadap kebiasan, sikap dan pengetahuan yang berhubungan dengan kesehatanindividu masyarakat dan ras. Kesehatan ras disini bukan perbedaan ras manusia, melainkan pergantian generasi yang satu dengan generasi berikutnya yang lebih sehat. Sedangkan, menurut R.E. Grout (dalam Kusmintardjo, 1991:45) pendidikan kesehatan berdasarkan tindakan masyarakat dan tujuan sosial, yaitu “translation of what is know about health into diserable individual and community behavior patterns by name of name the education process”  yang artinya apa yang telah diketahui tentang kesehatan ke dalam pola-pola tingkah laku individu dan masyarakat yang baik, dengan proses pendidikan.
            Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan kesehatan adalah individu atau masyarakat yang mempunyai pola-pola tingkah laku yang menguntungkan bagi kesehatan. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, kita harus mengetahui bagaimana proses pengalaman yang bersifat mendidik.
2. Tujuan Pendidikan Kesehatan di Sekolah
Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yag optimal. Kedua, terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan social sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian (menurut Safira).
Tujuan kesehatan pada umumnya adalahkebiasaan dan sikap yang berhubungan dengan praktek kesehatan yang dapat dikelompokkan, yaitu (1) kebersihan, (2) makanan yang sehat, (3) istirahat, (4) sikap badan, (5) bermain, (6) menjaga kesehatan lingkungan, (7) kesehatan mental, (8) pencegahan kecelakaan, (9) pengendalian penyakit menular, (10) pakaian sehat, (11) mendapatka pelayanan dari dokter, dan (12) belajar mengetahui keterbatasan jasmaniah sendiri.
3. Prinsip-Prinsip Pendidikan Kesehatan
a. kesehatan seseorang ditentukan oleh hereditas dan cara hidupnya
b. pendidikan kesehatan adalah tanggung jawab bersama
            agar pelaksanaan pendidikan kesehatan berjalan baik maka diperlukam adanya lingkungan sekolah yang sehat dan juga pelayanan kesehatan yang baik. Beberapa topik untuk pendidikan kesehatan, seperti tercantum dalam buku tuntutan pelaksaan UKS, yaitu sebagai berikut:
a.       Kebersihan lingkungan dan perseorangan
b.      Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, melalui pentingnya hidup sehat, pentingnya imunisasi, pentingnya pemberantasan nyamuk, dan tindakan yang perlu diambil bila dijumpai orang menderita penyakit menular.
c.       Gizi, membiasakan diri untuk memakan makanan yang bernilai gizi tinggi
d.      Pencegahan kecelakaan
e.       Perawatan orang sakit dirumah
4. Kesempatan yang dapat digunakan untuk Melakukan Pendidikan Kesehatan
            Saat melaksanakan pendidikan kesehatan ini perlu diingit hanya adanya pendidikan lain, yang bertujuan untuk mengembangkan letrampilan anak didik di dalam menghadapi masa depan, sehingga dengan demikian semua pengetahuan yang didapat di luar sekolah sebagai kesatuan pengetahuan dan kecakapan yang sangat berguna. Selanjutnya dalam Tuntutan Pelaksanaan UKS, juga dijelaskan beberapa pengetahuan yang perlu ditanamkan kepada anak didik, yaitu:
Kesehatan mental/rokhani
Anak dan remaja harus:
-          Belajar mengkonsentrasikan pikiran pada apa yang di kerjakan
-          Secara berangsur-angsur memperkembangkan kemampuan untuk menyataka pendapat sendiri
-          Belajar untuk dapat menanggapi kesukaran dan kekecewaan secara tenang dan wajar
Penyakit
-          Mengetahui penyakit-penyakit yang termasuk didalam undang-undang wabah serta kepentingan imunisasi pada waktu yang ditentukan
-          Menhindari bahaya penularam dari kawan yang menderita penyakit menular
-          Mematuhi nasehat yang diberikan oleh petugas kesehatan
Gizi dan Makanan
-          Membiasakan diri untuk memakan makanan yang bervariasi dan mengandung nilai gizi
-          Menyimpan makanan dengan sebaik-baiknya
-          Mencuci bersih alat-alat masak, piring atau teko untuk makan dan minum
Kesehatan Gigi
-          Membersihkan gigi secara teratur dengan cara yang benar
-          Memeriksakan gigi secara teratur (6 bulan sekali)
-          Meminum atau memakan yang mengandung flour
-          Menjauhkan diri dari kebiasaan menggigit jari
Kesehatan Mata
-          Membaca hanya ditempat yang terang
-          Membaca dengan jarak yang baik (+ 30 cm)
-          Memakai kaca mata sesuai dengan nasehat dokter
-          Memakan makanan yang banyak mengandung vitamin A
Kesehatan Telinga
-          Jangan memasukkan sesuatu benda ke dalam telinga
-          Jangan meninju tangan orang lain
-          Segera berobat bila ada gangguan telingan
Pernapasan
-          Selalu membawa sapu tangan bersih setiap hari
-          Bernapas melalui hidung dan mulut hendaknya tertutup
-          Menghembuskan pernapasan melalui hidung tanpa menutup lobang hidung
-          Menutup mulut dengan sapu tangan bila bersin atau batuk
Kebersihan Kaki
-          Mencuci kaki secara bersih. Mencegah tumbuhnya kuku ke dalam daging dengan jalan memotong rata kuku
-          Melatih kaki dengan jalan tanpa alas kaki di lantai yang bersih atau tanah (kecuali banyak diketahui terdapat cacing tambang)
Kebersihan Kulit
-          Mencuci tangan dengan air, sabun, setiap kali sesudah buang air besar
-          Mandi bersih setiap hari
-          Handuk untuk pemakaian sendiri
Pakaian
-          Memakai pakaian yang sesuai dengan musim dan suhu
-          Lepaskan baju basah selekas mungkin
-          Hindarkan memakai pakaia dan seaptu yang sempit
-          Baju sering dicuci dan sebaiknya disetrika
-          Jaga kerapian baju
Dilihat dari tujuan jangka panjang, makan  health education” memegang peranan penting dalam keseluruhan program kesehatan disekolah. Untuk itu dalam pelaksaannya diperlukan adanya kerja sama, baik antara dinas dilingkungan kesehatan maupun pihak-pihak lain diluar lingkungan kesehatan, baik ditingkat pusat maupun di tingkat daerah.
a.       Kerja sama dengan unsur-unsur pemerintah, meliputi:
1.      Kerja sama antar petugas kesehatan
2.      Kerja sama dengan departemen pendidikan dan kebudayaan
3.      Kerja sama dengan departemen dalam negeri
4.      Kerja sama dengan instansi (dinas sosial dan departemen agama)
b.      Kerja sama dengan masyarakat yang ada hubungannya dengan anak didik, misalnya BP3 meliputi bantuan pembiayaan dan pembinaan kebiasa hidup sehat
c.       Kerja sama dengan badan-badan atau organisasi bukan pemerintah, meliputi PMI, Pramuka.

E.Layanan Kesehatan di Sekolah
1.    Pengertian Layanan Kesehatan
Carter V. Good dalam “Dictionary of Education” menyatakan bahwa layanan kesehatan adalah layanan medis yang dilengkapi dengan pendidikan tertentu dengan dijamin pegawai medis seperti: juru rawat, dokter yang memberi nasehat.
Layanan kesehatan sekolah tidak lain adalah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang membantu murid-murid nya yang mengalami persoalan yang berkaitan dengan kesehatan. Namun, pelayanan kesehatan sekolah tidak mengambil alih tanggungjawab keluarga dalam pemeliharaan kesehatan. Pelayanan kesehatan sekolah hanya memberikan informasi mengenai kesehatan dan kekurangannya. Oleh karena itu guru dan kepala sekolah harus mengetahui apakah pelayanan kesahatan itu.

2.    Tujuan dan Fungsi Layanan Kesehatan Sekolah
Tujuan layanan kesehatan sekolah yaitu:
a.    Mengikuti pertumbuhan dan perkembangan peserta didik;
b.    Mengetahui gangguan kesehatan sedini mungkin;
c.    Pencegahan penyakit menular;
d.   Pengobatan secepatnya;
e.    Rehabilitasi.
Fungsi dari layanan kesehatan sekolah sendiri adalah:
a.    Mendefinisikan kesehatan siswa dan pegawai sekolah;
b.    Menasehati murid dan orang tua;
c.    Memberikan semangat dan menyembuhkan penyakit;
d.   Membantu pendidikan kesehatan anak-anak;
e.    Membantu mencegah dan mengontrol penyakit;
f.     Memberikan layanan darurat untuk luka/penyakit yang datang tiba-tiba.

3.    Jenis-jenis Layanan Sekolah
Menurut Shuster dan Wetzler dalam bukunya “Leadership in Elementary School Administration and Supervision” menyebutkan bahwa jenis layanan sekolah, yaitu:
a.    Klinik Sekolah
Kilinik sekolah dapat bekerjasama dengan layanan kesehatan umum, misalnya: puskesmas, rumah sakit, dan lainnya.
b.    Ujian Kesehatan
Sekolah harus memiliki informasi yang berkaitan dengan kesehatan dengan pertumbuhan fisik dan memahami masalah-masalah mental dan penyesuaian diri. Menurut “American Medical Association” menyebutkan ada 4 ujian kesehatan, yaitu:
-       Saat anak memasuki sekolah;
-       Pada tingkat pertengahan;
-       Saat usia adolensence;
-       Saat anak meninggalkan sekolah.
c.    Pemeriksaan Gigi.
d.   Bimbingan Kesehatan
Hal yang harus didiskusikan kepala sekolah dan guru dalam melakukan bimbingan kesehatan:
-       Tidak memasukkan anak-anak yang sakit ke sekolah;
-            Menyediakan tempat bagi anak-anak yang tidak mengikuti pelajaran karena sakit;
-            Jika tidak ada dokter/perawat di sekolah, anak yang sakit segera dikirim kepada orang tuanya;
-            Jangan memulangkan anak dari sekolahan dalam cuaca yang buruk atau membahayakan siswa.
e.         Pertolongan pertama pada kecelakaan.

Dalam buku tuntunan pelaksanaan UKS menyatakan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan layanan kesehatan, seperti:
a.         Pemeriksaan kesehatan secara berkala baik pemeriksaan yang bersifat umum maupun pemeriksaan khusus, misal: gigi dan mata.
b.        Mengikuti pertumbuhan badan anak didik dengan melakukan secara berkala pengukuran berat badan dan tinggi badan.
c.         Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan perorangan anak didik dilakukan setiap pagi oleh guru kelas.
d.        Pemeliharaan dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah.
e.         Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
f.         Usaha-usaha di bidang gizi, misalnya: makanan tambahan di sekolah dan kebersihan kebun sekolah.
g.        Usaha kesehatan gigi di sekolah.
h.        Observasi harian mengenai kesehatan badan anak-anak yang dapat dilakukan oleh guru dengan maksud mengenal kelainan kesehatan sedini mungkin.
i.          Pengobatan ringan dan P3K
j.          Mengirimkan kasus yang perlu pengobatan lanjut kepada ahli.

4.        Pemeriksaan Kesehatan Anak
Tujuan utama pemeriksaan kesehatan anak adalah untuk mengetahui adakah hal-hal yang memerlukan perhatian. Apabila ada yang memerlukan perhatian, maka anak tersebut dilarikan ke klinik untuk mendapatkan pengobatan, atau ke rumah sakit.
a.         Cacat Pengelihatan
Cacat pengelihatan merupakan salah satu sebab dari kesulitan membaca yang seringkali mempengaruhi perkembangan belajar siswa. Beberapa jenis cacat pengelihatan, seperti:
-  Myopis (Pengelihatan dekat)
Anak-anak yang menderita myopis akan mudah dalam membaca tetapi mengalami kesulitan dalam aktivitas dimana diperlukan pengelihatan yang jauh. Diatasi dengan lensa cekung.
-  Hyperopia (Pengelihatan jauh)
Untuk melihat jarak dekat menimbulkan ketegangan pada mata.
-  Astigmatisme (bayangan retina kabur)
Penderita ini mungkin tulang belakangnya bengkong ke samping karena sering memiringkan kepalanya.
-  Strabismus (juling)
Penderita ini mungkin akan mengalami kesulitan dalam kepribadiannya.
-  Buta warna
Biasanya terjadi pada 2% laki-laki dan jarang terjadi pada wanita.

·      Cara mendeteksi kelainan pengelihatan
Gejala kelainan pengelihatan dapat berupa:
1.    Sering merasa pusing;
2.    Kelopak mata bengkak atau berkerak;
3.    Mata merah, berair, atau mengeluarkan kotoran;

b.    Cacat Pendengaran
Gejala-gejala yang menunjukkan adanya kelainan tersebut adalah:
1.    Agak memutar kepalanya apabila diajak berbicara;
2.    Kalau berbicara suaranya datar atau tidak wajar (seperti yang didengarnya);
3.    Melihat kepala lawan bicara dengan saksama (mencoba mengeri perkataan lawan bicara dengan melihat gerak bibir);
4.    Selalu meminta agar pertanyaan guru diulang;
5.    Pekerjaan tertulisnya lebih baik daripada perkerjaan lisannya.

c.    Kekurangan Gizi
Gejala dari kekurangan gizi adalah:
1.    Kulit anak kelihatan pucat, rambut kering dan kusam, dibawah mata kehitam-hitaman, sangat kurus, otot-otot kecil, ekspresinya menunjukkan kekecewaan, gigi rusak.
2.    Anak merasa mudah lelah, agak gugup, mudah tersinggung, perhatian tidak dapat memusat.
3.    Tingkah lakunya gelisah, nafsu makan tidak seperti biasanya, tidak suka banyak jenis makanan, terlalu suka gula-gula, mudah masuk angin, infeksi kulit, pekerjaan di sekolah tidak baik.
F. Lingkungan Kehidupan Sekolah yang Sehat
Aspek fisik meliputi:
a.    Bangunan sekolah dan lingkungannya, terdiri atas:
1.    Gedung bangunan sekolah, termasuk peralatan sekolah, dan perlengkapan sanitasi;
2.    Halaman sekolah tempat bermain;
3.    Sebidang tanah untuk kebun sekolah.

b.    Pemeliharaan kebersihan perorangan dan lingkungan:
1.             Kebersihan perorangan
2.             Kebersihan lingkungan
3.             Membiasakan diri membuang sampah ditempat yang telah disediakan
4.             Membiasakan diri tidak meludah sembarang tempat
5.             Pemeliharaan rumput, tanaman, pagar, pohon agar rapi dan bersih.

c.    Keamanan umum di sekolah dan lingkungannya:
1.        Halaman dijaga sehingga tidak ada ada benda tajam yang membahayakan
2.        Letak lapangan olahraga tidak terlalu jauhdai gedung sekolah dan jangan terlalu dekat dengan jalan besar
3.        Semua jendela dan pintu diatur membuka kearah keluar

G.Pelaksanaan UKS dan Peranannya
Pelaksanaan program UKS diuraikan dalam buku Tuntunan Pelaksanaan UKS, sebagai berikut:
1.    Petugas Kesehatan
2.    Petugas Pendidikan
3.    Orang tua murid/wali murid
4.    Pemerintah dan masyarakat setempat
5.    Anak didik

H.  Evaluasi Program Kesehatan Sekolah
Evaluasi dapat dilakukan dengan cara menyediakan lembar penilaian dan diisi oleh guru, murid, dan orang tua. Berikut contoh lembar penilaian program kesehatan  sekolah




No.
Hal yang dinilai
Nilai
Saran-saran
A.
Health Education
-       Kebersihan perorangan dan lingkungan
-       Pencegahan dan pemberantasan penyakit


B.
Health Service
-       Pemeriksaan kesehatan secara berkala
-       Usaha perbaikan gizi



I.       Studi Kasus tentang Kesehatan
Kelompok kami mengkaji dari skripsi Sdri. Lutfia Ningtyas yang mengangkat judul skripsi Manajemen Lingkungan Sekolah Pemenang UKS dan Adiwiyata Nasional (Studi Kasus di SDN Tunjungsekar I Kota Malang). Kebijakan manajemen lingkungan sekolah di SDN Tunjungsekar I Kota Malang belum sempurna, tetapi dalam skripsi yang ditulis oleh Sdri. Lutfia Ningtyas, menyebutkan bahwa sekolah tersebut telah memenangkan sekolah adiwiyata nasional. Jika ditinjau dari kelengkapan manajemen linhkungan sekolah kemenangan ini tidak dapat disahkan karena sekolah tersebut dalam kesempurnaan manajemen lingkungan sekolah belum sempurna.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pentingnya kesehatan di dunia pendidikan sangat mempengaruhi kondisi peserta didik, oleh karena itu kesehatan diperlukan dalam dunia pendidikan. Dalam proses pembangunan di masa yang akan datang diperlukan adanya teknologi untuk mengukur dampak kesehatan peserta didik. Peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu/kelompok sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.
Konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu, kelompok, atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu.
B.     Saran
Mengingat dalam menulis makalah ini yang masih memiliki banyak kekurangan, dan penulis meminta maaf karenanya. Oleh karena itu semoga bagi para penulis yang ingin mengulas kembali masalah ini dan ingin meneliti kembali tentang Manajemen Layanan Kesehatan Sekolah (Usaha Kesehatan Sekolah) agar dapat mengadakan penelitian yang lebih lengkap lagi datanya serta membuat yang lebih baik lagi.





DAFTAR RUJUKAN

Kusmintardjo. 1991. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah (Jilid I). Malang: Proyek OPF IKIP Malang.
Sutisna, O. 1990. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis Untuk Praktik Profesional. Bandung: Penerbit Angkasa.
Zeta.2012.Pendidikan Kesehatan Sekolah. (Online), (http://zaidhezta.blogspot.com/2012/12/makalah-pendidikan-kesehatan-sekolah.html, diakses pada 29 Agustus 2015).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar